Storing Wind Power in a Giant Flow Battery


A 100 m tall wind turbine is being erected at the German Fraunhofer Institute for Chemical Technology (ICT) test facility. Once construction is completed the testing of one of Germany’s largest batteries can begin.

Under the header of RedoxWind project, ICT has been developing a large-scale redox-flow battery. The aim is to use the battery to store wind energy. The 2 MW power and 20 MWh capacity battery can supply the power needs of a village for up to ten hours. An industrial hall at the test facility in Pfinztal, Baden-WĂĽrttemberg houses 45,000 liter tanks to store electrical energy in liquid electrolytes.

The tanks have been waiting patiently for the arrival of the custom-build wind turbine. The ICT scientists, however, are less patient. They have been planning the project for years. Now, finally, large trucks have been arriving at the facility to deliver the components of the 2 MW wind turbine. Once the turbine with its 82 m rotor diameter has been erected, they can finally get their hands on the real thing.

Industrial scale

Energy storage is the missing link in the transition to renewable energy. It is the necessary component to integrate intermittent sources like wind and solar into the grid at a large scale. With the RedoxWind project, ICT is building a generator-storage unit that can contribute to balancing power generation and demand, or function as a stand-alone device in remote areas.

The goal of RedoxWind project is twofold: to scale-up redox-flow battery technology so that it can be manufactured at an industrial scale. And, secondly, to tweak the wind turbine to find the optimal mode of operation for the battery. The battery will be connected directly to the intermediate DC circuit of the turbine. Compared to a grid connection, This direct connection eliminates the need for an additional conversion step in power transfer, and reduces the investment costs needed for the conversion technology. (sumber)

Agen Syaraf VX Diduga Digunakan untuk Membunuh Kim Jong-nam

Dari laporan awal Departemen Kimia terungkap bahwa bahan kimia sangat beracun bernama "Agen Syaraf VX" telah digunakan untuk membunuh Kim Jong-nam.

Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan bahwa zat kimia mematikan ini telah diidentifikasi sebagai "ethyl S-2- Diisopropylaminoethyl Methylyphosphonothiolate".

Dia mengatakan Pusat Analisis Senjata Kimia Kepolisian Diraja Malaysia telah melakukan analisis awal pengesatan kapas kering (dry swab) dari selaput lendir mata korban dan wajah korban.

"Zat kimia yang terpapar telah diidentifikasi sebagai Ethyl S-2- Diisopropylaminoethyl Methylyphosphonothiolate atau 'agen syaraf VX'", kata dia dalam satu pernyataan seperti dikutip laman New Straits Times, hari ini. (baca)

VX terdaftar sebagai senjata kimia dalam Daftar 1 Undang-Undang Konvensi Senjata Kimia 2005 dan Konvensi Senjata Kimia (CWC) 1887.

Khalid mengatakan paparan lain menyangkut kasus ini masih dianalisis.

Misteri telah menyelimuti zat kimia yang digunakan untuk membunuh Jong-nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur 13 Februari lalu. Insiden itu terjadi selagi dia menunggu penerbangan ke Macau. Dia meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Putrajaya. (antara)

Miliarder Omurbek Babanov akan Ikuti Pilpres Kyrgyzstan


Miliarder Omurbek Babanov dilaporkan (baca) akan mengikuti pemilihan presiden Kyrgyzstan (Kirgizstan) pada 19 November 2017 mendatang.

Dia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dan disukai masyarakat sebagai tokoh muda yang akan membawa negara bekas Uni Soviet tersebut menuju kemajuan.

Dia mempunyai bisnis di sektor konstruksi, peternakan dan sebelumnya marang melintang di sektor minyak.



Pembunuh Kim Jong Nam Gunakan Paspor Vietnam dan Indonesia

Dua wanita yang diduga membunuh Kim Jong Nam, kakak dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dilaporkan menggunakan paspor Vietnam dan Indonesia. (baca).

Pembunuhan di Malaysia yang dilakukan dua agen Korut itu diduga bermotif politik. (baca)

Hingga saat ini masih belum jelas keaslian paspornya.


Presiden Uzbekistan yang Baru Shavkat Mirziyoyev akan Kunjungi Rusia


Presiden Uzbekistan yang baru Shavkat Mirziyoyev, dilaporkan akan mengunjungi Rusia.

Kungjungan tersebut dilakukan untuk memperkuat ikatan ekonomi antar dua negara Uni Soviet tersebut. (baca).

Mirziyoyev memenangi pemilu 88.6 persen usai meninggalnya Islam Karimov. Dia dilantik 14 Desember 2016.

Sebelum menjadi pengganti, dia pernah menjadi Perdana Menteri.



Begini Suasana Sepak Bola Sumut pada 1893

Sebuah blog (baca) mengungkap kembali bagaimana suasana dunia olahraga dan sepakbola di Sumatera Utara.

Klub yang bertanding berasal dari Penang dan wilayah sekitarnya.

Berikut cuplikannya:

Saat itu, Medan belumlah setua Batavia, Soerabaija, Semarang, Bandoeng, Padang, Siboga dan Padang Sidempoean. Singkat cerita, tidak lama setelah Batavia memiliki Gymnastiek Vereeniging (Perhimpunan Senam), juga menyusul perhimpunan sejenis di kota-kota lainnya. Pada bulan Mei 1888 di Medan dilaporkan bahwa telah didirikan suatu perhimpunan senam (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-05-1888). Perhimpunan senam ini merupakan bagian dari salah satu organisasi social. Pada waktu itu ada dua organisasi social di Medan, yakni: De Witte Sociëteit dan De Deli Wedren-club. Perhimpunan Deli Wedren memiliki perhimpunan senam yang diberi nama Gymnastiek-club (lihat Algemeen Handelsblad, 23-03-1890). De Witte Sociëteit, organisasi kalangan atas memiliki klub catur terkenal di Nederlansch Indie (lihat De Sumatra Post, 18-06-1910).

Dalam perkembangannya, klub senam Medan ini tidak hanya menghimpun peminat-peminat senam, tetapi juga tennis, kriket dan sepakbola serta balap sepeda. Pada akhir tahun 1893 (tahun baru 1894) dilaporkan ada pertandingan sepakbola antara klub Deli dengan tim dari Penang (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 02-01-1894). Namun demikian, hanya senam dan balap sepeda (Deli Wielrijders Club) yang sangat pesat perkembangannya (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-12-1896). Akan tetapi, pelan tapi pasti sepakbola (Deli Voetbal Club) juga berkembang. Menariknya, sepakbola Deli ini tidak hanya berkembang di komunitas Eropa, tetapi juga di kalangan Tionghoa dan kaum pribumi.

Selanjutnya