Begini Suasana Sepak Bola Sumut pada 1893

Sebuah blog (baca) mengungkap kembali bagaimana suasana dunia olahraga dan sepakbola di Sumatera Utara.

Klub yang bertanding berasal dari Penang dan wilayah sekitarnya.

Berikut cuplikannya:

Saat itu, Medan belumlah setua Batavia, Soerabaija, Semarang, Bandoeng, Padang, Siboga dan Padang Sidempoean. Singkat cerita, tidak lama setelah Batavia memiliki Gymnastiek Vereeniging (Perhimpunan Senam), juga menyusul perhimpunan sejenis di kota-kota lainnya. Pada bulan Mei 1888 di Medan dilaporkan bahwa telah didirikan suatu perhimpunan senam (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 30-05-1888). Perhimpunan senam ini merupakan bagian dari salah satu organisasi social. Pada waktu itu ada dua organisasi social di Medan, yakni: De Witte Sociëteit dan De Deli Wedren-club. Perhimpunan Deli Wedren memiliki perhimpunan senam yang diberi nama Gymnastiek-club (lihat Algemeen Handelsblad, 23-03-1890). De Witte Sociëteit, organisasi kalangan atas memiliki klub catur terkenal di Nederlansch Indie (lihat De Sumatra Post, 18-06-1910).

Dalam perkembangannya, klub senam Medan ini tidak hanya menghimpun peminat-peminat senam, tetapi juga tennis, kriket dan sepakbola serta balap sepeda. Pada akhir tahun 1893 (tahun baru 1894) dilaporkan ada pertandingan sepakbola antara klub Deli dengan tim dari Penang (lihat Sumatra-courant: nieuws- en advertentieblad, 02-01-1894). Namun demikian, hanya senam dan balap sepeda (Deli Wielrijders Club) yang sangat pesat perkembangannya (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 05-12-1896). Akan tetapi, pelan tapi pasti sepakbola (Deli Voetbal Club) juga berkembang. Menariknya, sepakbola Deli ini tidak hanya berkembang di komunitas Eropa, tetapi juga di kalangan Tionghoa dan kaum pribumi.

Selanjutnya
loading...

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »